Apa yang Dimaksud dengan Mandul?

Oleh: Prof. DR. Dr. Wimpie Pangkahila, Sp. And, Dokter Ahli Andrologi dan Seksologi
KCM - Kamis, 17 November 2005, 07:56 WIB

Bagi wanita, arti mandul ialah tidak mampu hamil karena indung telur mengalami kerusakan sehingga tidak mampu memproduksi sel telur.

Sementara, arti mandul bagi pria ialah tidak mampu menghasilkan kehamilan karena buah pelir tidak dapat memproduksi sel spermatozoa sama sekali.

Baik pria maupun wanita yang mandul tetap mempunyai fungsi seksual yang normal. Tetapi sebagian orang yang mengetahui dirinya mandul kemudian mengalami gangguan fungsi seksual sebagai akibat hambatan psikis karena menyadari kekurangan yang dialaminya.

Tetapi istilah mandul acapkali digunakan untuk menyebut pasangan suami istri yang belum mempunyai anak walaupun telah lama menikah. Padahal pasangan suami istri yang belum mempunyai anak setelah lama menikah tidak selalu mengalami kemandulan. Yang lebih banyak terjadi adalah pasangan yang infertil atau pasangan yang tidak subur.

Di Indonesia diduga terdapat sekitar 10-15 persen pasangan suami istri yang mengalami hambatan hamil, meliputi pasangan mandul dan infertil.

Apakah kemandulan dapat diatasi?

Kemandulan tidak dapat diatasi dengan cara apapun. Masalahnya, gangguan yang terjadi berupa kerusakan yang permanen pada buah pelir atau indung telur sehingga masing-masing tidak dapat memproduksi sel spermatozoa atau sel telur.

Jadi baik pria maupun wanita yang mengalami kerusakan permanen pada buah pelir atau indung telurnya tidak perlu lagi berupaya mencari pengobatan atau jalan keluar lainnya karena pasti tidak akan berhasil.

Satu hal yang mutlak harus diperhatikan ialah apakah masalah yang terjadi suatu kemandulan ataukah infertilitas (gangguan kesuburan). Kemandulan tidak sama dengan infertilitas (gangguan kesuburan), tetapi kedua istilah ini sering dikacaukan. Acapkali pasangan disebut mandul padahal sebenarnya tidak subur (infertil).

Bagi banyak pasangan suami istri istilah mandul terkesan sangat menakutkan bahkan terasa seperti sesuatu yang tidak punya harapan lagi.

Apa yang dimaksud dengan pasangan infertil atau tidak subur?

Dalam keadaan normal dan tanpa menggunakan kontrasepsi, kehamilan terjadi pada 60 persen pasangan suami istri dalam waktu 6 bulan, pada 80 persen pasangan dalam waktu 9 bulan dan pada sekitar 90 persen pasangan suami istri dalam waktu 1 tahun.

Pasangan suami istri yang telah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi selama satu tahun tetapi belum mampu hamil dan melahirkan anak hidup disebut pasangan infertil atau pasangan tidak subur. Berarti pasangan tersebut mengalami masalah infertilitas (ketidaksuburan).

Pada pasangan infertil, pihak suami masih mempunyai sel spermatozoa tetapi tidak dalam parameter normal karena mengalami suatu gangguan. Di pihak lain, pihak istri masih mempunyai sel telur tetapi mengalami gangguan, misalnya dalam perjalanan untuk masuk ke dalam rahim melalui saluran telur.

Dengan pengertian ini jelaslah perbedaan antara pasangan infertil dengan pasangan mandul. Di masyarakat, tampaknya lebih banyak pasangan infertil dibandingkan dengan pasangan yang benar-benar mandul. Tetapi istilah mandul lebih sering digunakan di masyarakat walaupun yang dimaksud adalah gangguan kesuburan.

Apa penyebab infertilitas?

Banyak faktor yang menjadi penyebab infertilitas sehingga pasangan suami istri tidak mempunyai anak, antara lain:

1. Faktor hubungan seksual, yaitu frekuensi yang tidak teratur (mungkin terlalu sering atau terlalu jarang), gangguan fungsi seksual pria yaitu disfungsi ereksi, ejakulasi dini yang berat, ejakulasi terhambat, ejakulasi retrograde (ejakulasi ke arah kandung kencing), dan gangguan fungsi seksual wanita yaitu dispareunia (sakit saat hubungan seksual) dan vaginismus.
2. Faktor infeksi, berupa infeksi pada sistem seksual dan reproduksi pria maupun wanita, misalnva infeksi pada buah pelir dan infeksi pada rahim.
3. Faktor hormon, berupa gangguan fungsi hormon pada pria maupun wanita sehingga pembentukan sel spermatozoa dan sel telur terganggu.
4. Faktor fisik, berupa benturan atau temperatur atau tekanan pada buah pelir sehingga proses produksi spermatozoa terganggu.
5. Fakror psikis, misalnya stress yang berat sehingga mengganggu pembentukan set spermatozoa dan sel telur.

Untuk menghindari terjadinya gangguan kesuburan pada pria maupun wanita, maka faktor-faktor penyebab tersebut tersebut harus dihindari. Tetapi kalau gangguan kesuburan telah terjadi, diperlukan pemeriksaan yang baik sebelum dapat ditentukan langkah pengobatannya.

Apakah infertilitas dapat diatasi?

Masalah infertilitas sebenarnya adalah masalah gangguan kesuburan pasangan. Gangguan kesuburan mungkin dapat diatasi, mungkin juga tidak dapat diatasi. Hal itu sangat tergantung kepada penyebabnya dan sejauh mana kesuburan telah terganggu.

Berbagai cara dan pengobatan telah tersedia untuk mengatasi gangguan kesuburan, tetapi tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan. Sebagai contoh, infertilitas yang disebabkan karena penyumbatan saluran telur. Cara yang ada untuk membuka kembali saluran relur yang tersumbat ternyata tidak memberikan hasil yang baik. Contoh lain, pengobatan gangguan sperma, mungkin memberikan hasil yang baik, mungkin juga tidak. Pengobatan gangguan sperma yang disebabkan karena infeksi pada buah pelir, pada umumnya tidak memuaskan.

Itu berarti tidak semua pasangan infertil dapat mengatasi masalahnya dan dapat mempunyai anak. Karena itu, pada keadaan di mana gangguan kesuburan tidak dapat diatasi, dilakukan cara lain yang merupakan cara pintas. Cara pintas ini tidak lagi bertujuan memperbaiki gangguan kesuburan, melainkan langsung ke tujuan akhir, yaitu menghasilkan kehamilan.

Cara pintas yang tersedia ialah inseminasi buatan dengan menggunakan sperma suami dan tehnik “bayi tabung”. Inseminasi buatan dengan sperma suami dilakukan bila terjadi gangguan kualitas dan kuantjtas sperma, gangguan dalam melakukan hubungan seksual sehingga sperma tidak dapat masuk ke vagina, dan gangguan mulut rahim sehingga sel spermatozoa gagal masuk ke dalam rahim.

Cara mendapatkan kehamilan dengan menggunakan tehnik “bayi tabung” telah dikembangkan sejak tahun 1970 oleh dokter Patrick Steptoe dan Prof. Robert Edwards. Delapan tahun kemudian hasil teknologi itu telah menghasilkan seorang bayi wanita. Dalam perkembangannya beberapa cara tehnik “bayi tabung” telah dilakukan, mulai dari GIFT (Gamete Intra-Fallopian Transfer), ZIFT (Zygote Intra-Fallopian Transfer), IVF-ET (In-Vitro Fertilization-Embryo Transfer), sampai ke ICSI (Intra Cytoplasmic Sperm Injection).

Tehnik “bayi tabung” dilakukan bila terjadi gangguan sperma dan gangguan sistem reproduksj wanita yang menghambat pertemuan sel spermatozoa dengan sel telur. Dengan tehnik ini, sel spermatozoa dan sel telur dipertemukan di luar tubuh wanjta. Setelah hasil pertemuan itu berkembang, kemudian dimasukkan ke dalam rahim dan berkembang seperti kehamilan normal. Tetapi berbagai cara “bayi tabung” yang ada sampai saat ini, tetap tidak menjamin kehamilan pasti berhasil.

Di masyarakat muncul anggapan salah, seolah-olah tehnik “bayi tabung” adalah segalanya. Seolah-olah dengan cara ini pasangan infertil pasti dapat menjadi hamil dan mempunyai anak. Padahal ternyata tidak demikian. Keberhasilan tehnik “bayi tabung” dengan cara yang paling mutakhir dan di negara maju sekalipun, masih tergolong rendah sementara biaya yang diperlukan sangat tinggi.*



Ya Allah, Izinkanlah Hamba........


Ya Allah......
Bila hamba bertemu dengan seseorang
dan hamba jatuh cinta
Izinkanlah hamba menjadi yang terbaik baginya
dan dia yang terbaik bagi hamba

Ya Allah......
Bila Hamba menjadi suami seseorang
Izinkanlah diri hamba menjadi pelindung baginya
izinkanlah wajah hamba menjadi kesenangan baginya
izinkanlah mata hamba menjadi keteduhan baginya
izinkanlah pundak hamba menjadi tempat melepas keresahan baginya
izinkanlah setiap perkataan hamba menjadi kesejukan baginya

Ya Allah......
Izinkanlah setiap pelukan menjadi jalan untuk lebih mendekat kepadaMu
izinkanlah setiap sentuhan menjadi perekat cinta kepadaMu
izinkanlah setiap pertemuan menjadikan kami bersyukur kepadaMu

Ya Allah......
izinkanlah hati yang sangat halus ini tidak pernah merasa tersakiti
izinlanlah hati yang rentan ini tidak pernah merasa terkhianati

Ya Allah......
jiwa kami ada dalam genggamanMu
maka izinkanlah jiwa kami selalu bertaut dalam cintaMu

Ya Allah......
permintaan terakhirku, semoga kami berdua selalu berada dalam perlindunganMu

"ANUGERAH TERINDAH"


Saat ujian menimpa
Engkau selalu ada..
Saat cobaan hadir
Engkau setia menemani..

Saat musibah menghampiri
Tak lupa pula engkau selalu menghiasi..
Anugerah Allah yang terindah..
Ke"Sabar"an yang kini kupahami..


"SABAR" , lima huruf S - A - B - A - R, yang terasa indah saat diucapkan maupun dihayati makna terdalamnya !! Tapi berat untuk menjalaninya, sulit untuk mengungkapkan semua resah yang terbersit di hati.. kala ujian, cobaan, dan musibah beruntun datang menghampiri..Innalillaahi wa inna ilaihi raaji'un (sesungguhnya kami kepunyaan Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepadaNya)..

Astaghfirullah.. ada peringatan didalamnya, ada hikmah menyertainya.. "Sesungguhnya dibalik kesulitan ada kemudahan".. karena sesungguhnya semua ujian, cobaan, dan musibah yang menimpa kita.. agat kita semua senantiasa mengingatNya, agar kita selalu dekat denganNya, agar bisa merasakan saat-saat merindukanNya, Agar bisa mempersembahkan Cinta untukNya..

Sabar.. adalah menahan keinginan dan mengendalikan diri untuk melaksanakan sesuatu yang dikehendaki / ditetapkan syara' dan akal sehat, atau menhadan diri untuk menjauhi sesuatu yang dilarang oleh syara' dan akal sehat.

Dari Abdullah Ibnu Mas'ud r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Kesabaran adalah separo dari Iman" (HR. Abu Nu'aim)

Kemudian dalam surat Al Baqarah (2) : 177 menyebutkan bahwa "..dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang bertaqwa" menjelaskan pada manusia tentang macam Kesabaran, ialah:

  1. Sabar dalam menghadapi musibah dan kefakiran / kesempitan,
  2. Sabar dalam menghadapi penderitaan (sakit, dan sebagainya),
  3. Sabar dalam peperangan

Sedangkan seorang ulama yaitu Al Imam Abu Hamid Al Ghazali membagi sabar menjadi dua macam, sebagai berikut :

1. Sabar Badani :
Tabah menanggung dan memikul beban (misal : melakukan kegiatan-kegiatan ibadah, atau seperti menanggung rasa sakit yang berat, pukulan) yang dituntut oleh syara' apabila memang perbuatan-perbuatan tersebut sesuai dengan syariat.

2. Sabar Nafsi (Rohani) :
Kesabaran hati untuk tidak mengikuti hawa nafsu (Astaghfirullah.. ) Contoh : Kesabaran dalam mengendalikan syahwat perut dan kemaluan, dinamakan 'iffah.

Kesabaran terhadap sesuatu yang tidak disukai memiliki nama / istilah sesuai dengan jenis persoalan yang tidak disukai, berikut ini adalah :

  1. Sabar terhadap MUSIBAH adalah : SABAR >< (kebalikannya) dengan KELUH KESAH.
  2. Sabar ketika KAYA adalah : DHABTUN NAFSI (Pengendalian diri) >< (kebalikan) dengan AL BATHAR (Sombong dan Menyalah gunakan Nikmat).
  3. Sabar dalam PEPERANGAN yaitu : SYAJA'AH (berani) ><>
  4. Sabar dalam MENAHAN AMARAH ialah:HILM (Penyantun) ><>
  5. Sabar dalam MENGHADAPI BENCANA adalah : LAPANG DADA ><>
  6. Sabar dalam MENYIMPAN PERKATAAN yaitu: KITMANUS SIRRI (Menyimpan Rahasia) ><>
  7. Sabar untuk TIDAK BERLEBIH-LEBIHAN DALAM KEHIDUPAN : ZUHUD ><>
  8. Sabar terhadap PEMBAGIAN (REZEKI) YANG DIPEROLEHNYA : QANAAH (Mau Menerima) ><>

"INNALLAHA MA'ASHSHABIRRIIN" (Maka Allah bersama orang-orang yang sabar). Dan Nabi-nabi Allah maupun Rasulullah SAW sendiri selalu menghiasi dirinya dengan kesabaran. Tanpa akhlaq islami ini da'wah islamiah tak akan tegak, tanpa sabar Al Haq tak dapat ditegakkan. Karena, jalan bersama al haq, jalan yang lurus, jalan orang-orang yang diberi ni'mat, jalan para Nabi, Shiiddiqiin, para syuhada dan shalihiin, jalan ketaqwaan adalah jalan yang sukar lagi mendaki, jalan yang penuh celaan dari orang-orang yang suka mencela, jalan penuh hasutan dari orang-orang yang suka menghasut, jalan yang penuh hinaan dari orang-orang yang suka menghina, jalan penuh fitnah, teror, interogasi dan intimidasi. Tanpa sabar jalan yang mendaki menjadi lebih mendaki dan tak dapat dilalui.

Lalu.. anugerah terindah apalagi yang dapat kita rasakan selain nikmat yang tak terbilang dengan angka.. yang tak dapat kita hitung jumlahnya.. nikmat terindah saat ujian, musibah dan cobaan datang, kita lebih memahamiNya.. menikmati kesendirian bersamaNya.. "SABAR".. buah manisnya adalah ketaqwaan, cinta dan hasrat terindahnya adalah Mati Syahid di jalanNya.. "FAASHBIR SHABRAN JAMIILA" (Maka Bersabarlah dengan keSabaran yang Baik)..

Sungai Penghapus Dosa


"Hendaklah kalian mengingat Tuhan kalian, dan shalatlah kalian di awal waktu. Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla melipatgandakan pahala kalian" (HR.Al-Thabrani)

Shalat adalah "komunikasi langsung" dengan sang Khaliq. Langsung karena tidak boleh "diwakilkan" oleh orang lain. Atau, tidak boleh digantikan oleh amalan apapun, karena ia sarana percakapan hamba dengan penciptanya.

Sungguh indah kehidupan seorang muslim dengan Tuhannya. Setiap hari, lima kali ia menghadap kepada-Nya. Belum lagi shalat-shalat tambahan (nawafil), seperti dhuha, witir, tahajjud, hajat, dan sebagainya. Saat itulah sang hamba memuji Tuhannya, mensucikan, memohon pertolongan, meminta rahmat, hidayah dan ampunan kepada-Nya.

Shalat, menurut Rasulullah SAW seperti sungai yang mengalir di depan pintu rumah seorang Muslim. Dari Abu Hurairah r.a.: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, "Bagaimana pendapat kalian seandainya di depan pintu seorang dari kalian terdapat sebuah sungai. Setiap hari ia mandi lima kali di dalamnya. Apakah masih ada kotoran yang melekat di tubuhnya?" Mereka menjawab, "Tidak ada!" Rasulullah berkata, "Itulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapus semua kesalahan." (Muttafaq 'Alaih).

Dari Jabir r.a.: Rasulullah saw bersabda, "Perumpamaan shalat lima waktu seperti sebuah sungai yang melimpah, yang mengalir di depan pintu rumah seorang dari kalian. Ia mandi di dalamnya setiap hari lima kali." (HR Muslim).

Subhanallah! Begitu pemurahnya Allah kepada kita. Dosa-dosa kita dihapus hanya dengan shalat lima waktu. Kesalahan kita berguguran di sungai "penghapus dosa". Tidak ada kenikmatan, selain kenikmatan bermunajat kepada Allah lewat shalat. Shalat dijadikan oleh Rasulullah SAW sebagai "permata hati" (qurah 'ain).

Dalam sebuah haditsnya yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah berkata kepada Bilal, "Ya Bilal! Aqim al-shalah wa arihna biha (Hai Bilal! Dirikanlah shalat dan rehatkan kami dengannya). Bahkan akhir dari wasiat beliau adalah "shalat" (HR Ibnu Mâjah).

Pertanyaannya adalah: shalat yang bagaimanakah yang berfungsi sebagai "sungai penghapus dosa" itu?

Pertama, shalat yang senantiasa dilakukan di awal waktunya. Shalat inilah yang dicintai oleh Allah SWT. Hal ini dijelaskan oleh Nabi saw dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Mas 'ud ra: Aku bertanya kepada Rasulullah s.a.w., "Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah?" Beliau menjawab, "Shalat pada waktunya!" Aku bertanya lagi, "Lalu apa?" "Berbakti kepada kedua orangtua," jawab beliau. Lalu aku bertanya lagi, "Kemudian apa lagi?" Beliau menjawab, "Jihad di jalan Allah" (Muttafaq 'Alaih).

Kedua, shalat yang khusyu'. Shalat yang khusyu' adalah shalat seorang Mukmin yang benar-benar mendapat "kesuksesan" dari Allah. Karena khusyu' dalam shalat adalah dambaan setiap Muslim yang mengerjakan shalat (mushallî). Meskpun khusyu' itu boleh dikatakan tidak merata alias relatif. Namun, berusaha untuk khusyu' dalam shalat adalah usaha yang sangat baik. Allah SWT berfirman, "Telah beruntunglah orang-orang yang berikan. (Yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya." (Qs. Al-Mu'minun: 1-2).

Tentunya untuk khusyu' ada kiat-kiat khusus di dalamnya. Di antaranya adalah dengan cara "memperbaiki cara berwudhu". Wudhu yang tidak sempurnya, akan menimbulkan rasa was-was dalam hati. Wudhu yang asal jadi hanya menyia-nyiakan air. Itulah mubadzir, dan mubadzir adalah perbuatan syaitan.

"Tidak seorang Muslim pun yang berwudhu, kemudian ia memperbagus wudhu'nya, lalu ia mendirikan shalat dua rakaat. Dengan dua rakaat itu ia benar-benar menghadapkan hatinya dan wajahnya, melainkan ia wajib memperoleh surga." (HR Muslim).

Rasulullah SAW bersabda, "Seburuk-buruk manusia adalah yang mencuri shalatnya." Mereka bertanya, "Bagaimana seseorang mencuri shalatnya?" Beliau menjawab, "Ruku' dan sujudnya tidak sempurna"
(HR Ahmad). Inilah mungkin model shalat "patok ayam".

Selain itu, shalat yang khusyu' adalah "media" untuk menggapai ampunan Allah SWT. Nabi saw bersabda, "Barangsiapa yang berwudhu dan memperbagus wudhu'nya. Kemudian ia shalat sebanyak dua rakaat atau empat rakaat, baik itu shalat wajib (maktûbah) atau selainnya (shalat sunnah), dimana ia ruku dan sujud dengan baik kemudian meminta ampun kepada Allah, niscaya Allah mengampunkannya." (HR. Al-Thabrani).

Ketiga, shalat yang dilakukan dengan ikhlas. Amal adalah "jasad", dan ruhnya adalah "ikhlas". Shalat yang dilakukan dengan niat agar dilihat orang sebagai orang yang rajin shalat adalah shalat yang hanya menghabiskan energi. Dalam setiap ibadah, Allah senantiasa menganjurkan kita untuk "ikhlas" dan mengharap ridha dari-Nya. Shalat yang hanya sekedar "menggugurkan" kewajiban adalah shalat yang tidak banyak memberikan bekas dalam kehidupan.

Allah menjelaskan, "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama..." (Qs. Al-Bayyinah: 5).

Insya Allah, shalat yang demikian adalah shalat yang diibaratkan oleh Rasulullah sebagai "sungai", sungai penghapus dosa, yang menghanyutkan kesalahan kita. Semoga shalat yang kita lakukan selama ini menjadi shalat yang benar-benar diterima oleh Allah SWT, sehingga dosa-dosa dan kesalahan kita "layak" untuk dihapus dan dihanyutkan.

Wallaahu a'lamu bi al-shawab.

***

Qosim Nursheha Dzulhadi

Ujian untuk Menjadi Lebih Mulia


Kata orang, hidup ini layaknya roda kehidupan. Kadang berada di atas, kadang berada di bawah. Ada pula yang bilang hidup ini seperti ombak di pantai. Kadang tenang, namun tak jarang pula menghantarkan gelombang yang begitu kencang. Apa pun perumpamaan manusia terhadap kehidupan ini, intinya adalah hidup ini takkan setenang air di dalam kolam. Akan ada goncangan-goncangan, hambatan-hambatan, dan ujian-ujian yang bermacam-macam bentuknya.


Terkadang manusia seringkali merasa tidak mampu untuk menghadapi cobaan-cobaan hidup. Bahkan banyak pula yang tak menyadari bahwa semua nikmat dan semua ujian itu hanya berasal dari satu sumber. Semua itu berasal dari pemilik seluruh jiwa-jiwa manusia dan penguasa seluruh hati-hati manusia, yaitu Allah, Sang Maha Kuasa. Parahnya, ada juga yang menyesali diri sendiri, menganggap nasib diri terlalu sial, sehingga tak pernah mendapatkan kebahagiaan dalam hidup.

Mungkin anda pernah dengar cerita sebuah cangkir cantik yang dipajang di sebuah etalase toko. Sebelum berada di sana, ia hanyalah seonggok tanah liat yang sama sekali tidak dihiraukan orang. Kemudian seorang pengrajin mengambil dirinya, membentuk tanah liat itu, kemudian membakarnya di dalam perapian. Sang tanah liat sempat marah dan benci terhadap perlakuan yang diterimanya. Ia harus menahan sakit dan kepanasan. Tak sampai di situ, ia harus rela dicat dengan berbagai warna, kemudian dibakar lagi. Segala macam perlakuan sungguh tidak mengenakkan baginya. Namun apa yang terjadi, setelah semua proses selesai, sang tanah liat mendapati dirinya telah menjadi sebuah cangkir cantik. Ia bukan lagi seonggok tanah liat yang bau, tapi ia telah menjadi sosok baru dan tentu saja lebih baik. *

Mungkin kita sebagai manusia, seringkali berpikir seperti tanah liat tadi. Ujian-ujian yang mendatangi di setiap detik kehidupan selalu ditanggapi dengan ketidaksabaran, keluh kesah, dan ketidakikhlasan. Tak jarang mungkin di antara kita merasa terlalu dibebani dengan amanah-amanah, merasa hanya diri sendiri yang diberi ujian, sedang orang lain bisa bersenang-senang, dan ada juga yang justru berhenti dan tidak mau lagi berbuat karena merasa terlalu lelah, fatigue, dan kecewa. Belum lagi kondisi lingkungan, keluarga, dan teman-teman yang seringkali cuek, tidak perduli, dan sibuk dengan urusan masing-masing.

Tapi cobalah kita lihat kisah si gelas cantik tadi. Lihatlah, betapa setelah semua proses berlalu, seonggok tanah liat telah menjadi sebuah gelas cantik. Betapa indahnya perubahan itu. Saat ini anda mungkin sedang diuji berbagai macam masalah, mulai dari masalah di keluarga, orang tua, teman-teman, tempat kerja, bahkan amanah dakwah sekalipun, tapi percayalah bahwa Allah sedang membentuk anda. Bisa jadi anda tidak menyukai bentukan itu, tapi anda harus sabar. Bukankah selalu ada kemudahan setelah kesusahan? Ingat, awan tak selamanya mendung, sekali waktu ia akan cerah berawan menaungi langit. Bahkan angin topan pun tak selamanya meniupkan angin kencangnya, pada waktunya ia akan tenang dan reda kembali.

Dulu, seorang teman pernah bilang, kalau merasa diri sedang mendapatkan ujian yang begitu berat, berbaik sangkalah kepada diri sendiri dan kepada Allah. Ingat bahwa Allah selalu menurut persangkaan hamba-Nya. Anggap saja saat diuji dengan berbagai masalah, anda sedang dalam masa ujian layaknya anak sekolah. Untuk bisa naik tingkat, harus ada ujian untuk menguji kesiapan. Makin tinggi tingkat, makin tinggi pula level kerumitan ujian yang diberikan. Percayalah, kalau anda berhasil menghadapi ujian ini, anda akan berhasil naik tingkat di mata Allah, menjadi mukmin sejati. Allah tidak akan memberikan suatu ujian sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Kalau Allah saja yakin kita mampu, masa kita sendiri tidak yakin dengan kemampuan diri?

Buat saudara-saudaraku yang saat ini sedang diuji oleh Allah, apapun bentuk ujian itu, bergembiralah dan bersabarlah. Bergembira karena ujian berarti Allah masih peduli dan sayang kepada kita, untuk itu ia memberikan ujian agar kita lebih kuat, lebih bijak, dan lebih mulia. Allah ingin kita menjadi lebih baik di hadapan-Nya. Setelah itu, bersabarlah karena sesungguhnya kesabaran akan membuahkan ketenangan jiwa, kekuatan hati, dan sungguh Allah selalu bersama orang-orang yang sabar. Bersabarlah, karena Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya yang beriman, justru manusia lah yang seringkali meninggalkan sang penciptanya.

Apakah yang diperoleh orang-orang yang telah kehilangan Allah dari dalam dirinya? Dan apakah yang harus dicari oleh orang-orang yang telah menemukan Allah di dalam dirinya? Sungguh antara yang pertama dan kedua tidak akan pernah sama. Orang kedua akan mendapatkan segalanya, dan orang pertama akan kehilangan segalanya. **

Wallahualam

*kisah disadur dari buku “Kekuatan Cinta??
**disadur dari buku “La Tahzan!??




Postingan Lebih Baru Beranda

Blogger Template by Blogcrowds