Pemeriksaan hormon reproduksi

Pemeriksaan hormon reproduksi dilakukan untuk menilai apakah terdapat ketidak-normalan hormonal yang mengakibatkan kesuburan terganggu. Pemeriksaan ini meliputi:

1. FSH (follicle stimulating hormone), yakni hormon yang merangsang pematangan kantong telur (folikel).

2. LH (luteinizing hormone), yakni hormon yang memicu ovulasi dan pengubahan folikel yang pecah menjadi korpus luteum.

3. Estradiol (E2), yakni hormon estrogen yang paling kuat, berfungsi untuk merangsang pertumbuhan miometrium (massa otot rahim) dan endometrium; serta membuat serviks memuai dan getah serviks bening, melimpah dan alkalis (basa) sehingga memadai untuk dilewati oleh spermatozoa.

4. Progesteron (P4), yakni hormon yang mempunyai dampak anti-estrogen, membuat pematangan dan peluruhan endometrium (haid), dan membantu pembentukan plasenta pada ibu hamil.

5. Prolaktin (Prl), yakni hormon yang menjaga kadar sintesis progesteron dalam korpus luteum. Pada ibu hamil, hormon ini memicu perkembangan penuh payudara dan pengeluaran air susu ibu.

6. Testosteron (T), yakni hormon yang mempengaruhi perkembangan seksual pria. Pada wanita hormon ini jika terlalu banyak akan mengganggu ovulasi

7. Jika dianggap perlu, juga diperiksa hormon tiroid (TSH), T3 bebas, Tiroksin (T4).

Cara pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan dengan cara peng-ambilan bahan percontoh darah istri.

- Pemeriksaan hormon FSH dan LH dilakukan pada hari ke 7-8 siklus haid.

- Pemeriksaan hormon E2, P4, Prl dan T dilakukan pada hari ke 21-22 siklus haid. (dengan perkiraan siklus haid normal + 28 hari).


0 Comments:

Post a Comment



Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Blogger Template by Blogcrowds